50 Fakta Kehamilan (BAGIAN 3)
Setelah artikel bagian pertama dan kedua, berikut ini kami bagikan fakta-fakta kehamilan bagian ketiga. Selamat membaca.
11. Baby Bump Kecil Tak Berarti Janinnya kecil
Menurut para pakar, baby bump yang
tampak kecil bisa jadi karena bentuk tubuh perempuan itu sendiri yang memang
ramping, sehingga lebih banyak otot ketimbang timbunan lemaknya. Simon Mehiga,
konsultan bidan di RS Liverpool pernah mengatakan perut ibu hamil yang kecil
umumnya terjadi pada saat kehamilan pertama. Yang lebih menjadi indikator besar
kecilnya perut adalah bentuk tubuh perempuan itu dan tidak ada kaitannya dengan
ukuran janin yang dikandung. Namun kondisi ini bisa jadi berbeda di kehamilan
kedua, ketiga, dan selanjutnya. Bisa saja baby bump-nya lebih besar dari
kehamilan sebelumnya.
12. Sembelit
Meningkatnya hormon progesteron
untuk mencegah kelahiran prematur dan membuat rahim serta beberapa otot lainnya
menjadi rileks bisa memberikan keluhan sembelit pada ibu hamil. Sebab hormon
ini juga membuat pencernaan menjadi rileks sehingga ibu hamil merasa kembung
dan susah buang air besar. Menurut Sonali Shivlani, konsuler kandungan, gizi
anak dan ibu menyusui, sembelit juga bisa diakibatkan karena ibu hamil
mengonsumsi zat besi terlalu banyak. Untuk mencegah sembelit ada baiknya
menyertakan buah-buahan dan sayuran segar dalam menu harian Anda. Selain buah
dan sayuran segar, biji-bijian segar juga bisa menambah serat sehingga
meringankan sembelit yang Anda derita. Selain itu, minumlah banyak cairan dan
konsumsilah makanan yang sehat dan seimbang. Makan beberapa kismis setiap pagi
dengan direndam terlebih dahulu juga bisa dilakukan. Kismis bisa menjadi
pencahar alami yang baik karena kismis mengandung cukup banyak serat.
13. Mudah Ngos-ngosan
Saat kandungan memasuki usia tujuh
bulan, biasanya ibu hamil cenderung lebih mudah capek dan lelah. Akibatnya, ibu
jadi sering merasa sesak dan ngos-ngosan. Dokter spesialis kebidanan dan
kandungan, dr Prima Progestian, SpOG, menyebut penyebab sesak dan ngos-ngosan
pada ibu hamil memang secara alamiah disebabkan karena faktor kehamilan yang
semakin membesar. Selain itu, faktor usia ibu hamil juga turut berpengaruh.
Semakin besar kandungannya maka otomatis akan memenuhi tempat dalam perut yang
terbatas. Efeknya adalah diafragma batas antara rongga dada dan rongga perut
menjadi terangkat dan terdesak. Diafragma yang naik ini membuat napas ibu hamil
menjadi cepat tetapi juga pendek-pendek sehingga sesak.
14. Olahraga Saat Hamil
Tidak ada larangan bagi ibu hamil
untuk melakukan kegiatan seperti biasa. Dokter juga menyarankan agar ibu hamil
bisa aktif berolahraga. lahraga berdampak positif pada proses persalinan si ibu
nantinya, misalnya menurunkan risiko caesar ataupun persalinan-persalinan yang
berbantu. Prosesnya melahirkan juga jadi lebih cepat, bayinya pun lebih bugar,
juga mengurangi risiko preeklamsia dan gestational diabetes (diabetes saat
mengandung) pada ibu. Ibu yang rajin berolahraga biasanya kondisi pasca
bersalinnya lebih baik, lantaran badannya lebih bugar, lebih cepat beraktivitas
seperti sedia kala dan tidak ada gangguan ASI.Olahraga ringan atau bersifat low impact seperti jalan kaki, berenang, yoga atau senam hamil kerap disarankan untuk ibu hamil. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya komplikasi kehamilan ketika si ibu hamil sedang giat-giatnya menjaga kesehatan dan kebugaran tubuhnya dengan berolahraga. "Sangat tidak disarankan melakukan olahraga dengan impact tinggi misalnya angkat beban yang bisa meningkatkan detak jantung," kata dr Hari Nugroho SpOG dari RSUD Dr Soetomo. Menurutnya, olahraga dengan impact tinggi dapat meningkatkan metabolisme ibu hamil secara drastis. Akibatnya, dikhawatirkan terjadi kekurangan pasokan nutrisi yang seharusnya dikirimkan jantung lewat peredaran darah.
15. Kontraksi Palsu
Dalam kondisi hamil, ibu bisa saja
merasakan kontraksi karena pada dasarnya kontraksi pada ibu hamil dibagi
menjadi dua macam yakni kontraksi persalinan palsu dan kontraksi asli untuk
persalinan. Menurut dr Gde Suardana, SpOG, kontraksi palsu ialah kontraksi yang
datang lebih awal tetapi belum mampu membuat ibu mengalami perasalinan.
Ciri-ciri kontraksi palsu biasanya intensitasnya lemah, muncul tidak teratur,
dan durasinya hanya sebentar. Kondisi ini berbeda dengan kontraksi sungguhan di
mana dalam 10 menit dapat terjadi 3 kali kontraksi dan masing-masing kontraksi
dapat berdurasi 30-60 detik. Ibu hamil yang mengalami kontraksi disarankan agar
beristirahat, misalnya duduk atau berbaring. Saat berbaring, dianjurkan dengan
posisi miring ke kiri agar aliran darah di pembuluh vena lancar. Sambil
berbaring, ibu juga perlu melakukan tarik nafas dan minum. Jika yang dialami
adalah kontraksi palsu maka Ibu tak perlu khawatir karena hanya akan
berlangsung sebentar. Kontraksi palsu dapat terjadi pada saat usia kandungan
mencapai 28 minggu.
Posting Komentar untuk "50 Fakta Kehamilan (BAGIAN 3)"